Senin, 29 April 2013

hakekat kurikulum





Puji dan syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada habibana wanabiyana Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, tabi’it-tabi’in sampai pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
            Dengan penuh kerendahan hati kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Semoga iktikad baik kami dalam ikut menambahkan khazanah pengetahuan sosial kita sebagai calon pengajar. Melalui makalah ini benar-benar sesuai dengan aspirasi yang sedang berkembang.
           Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, mungkin juga terdapat kesalahan. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan makalah ini amatlah kami harapkan, dari mana pun datangnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kami serahkan segalaya

Penyusun        

Malang, 07 april. 2013









 


















       I.            PENDAHULUAN
Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ia sebagai instrumen yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Caswell menyatakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan proses siklus yang terus menerus sejalan dengan perkembangan dan tuntutan perubahan masyarakat.
Kajian-kajian pada pengembangan yang bersifat filosofis, psikologis, situasi sosial politis, dan perkembangan iptek menjadi sangat penting ketika dikehendaki perubahan –perubahan dan pengembangan pendidikan masa depan.pertinbangan-pertimbangan tentang pentingnya relevansi, fleksibilitas, dan kontinuitas merupakan prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum.

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.    Apa Pengertian hakekat kurikulum?
2.    Apa Saja Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum?

         1.    untuk mengetahui Pengertian hakekat kurikulum
2. untuk mengetahui  Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum














A.   Hakekat Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahas yunani, yaitu currir currir yang berarti berlari dan curere yang berarti tempat berpacu. Dengan demikian, istilah kurikulum berasal dari dari dunia olah raga pada zaman romawi kuno, yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish. Selanjutnya, istlah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan makna sesuai dengan  pengalaman pendidikan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberiakn kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.

Menurut O.M.T. Syaibany, merupakan suatu jalan terang yang dilalui pendidik terhadap anak didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Kurikulum dalam bahasa arab diterjemahkan dengan pendekatan manhaj yang bermakna jalan yang terang atau jalan yang terang yang dilalui manusia di berbagai bidang kehidupannya. Menurut Al-Syaibany, pengertian manhaj tersebut merupakn pengertian yang sempit dan terbatas, yang di dunia islam terus berjalan sampai pada pertengahan abad ke-19, yang pada pertengahan abad itu telah meniru pendidikan modern dengan konsep-konsepnya yang baru dan luas terhadap kurikulum.
Adapun dalam pembahasan ini, sekiranya perluasan jangkauan kurikulum di zaman modern terlihat dari definisi yang di kembangkan oleh hasan langgulung, bahwa kurikulum merupakan sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, social, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah unt5uk anak didiknya di dalam maupun di luar sekolahdengan maksud menolongnya agar dapat berkembang secara menyeluruh disemua aspeknya dan mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan[1]
Dari bebrapa definisi yang telah dijelaskan, dapat disimpulan bahwa hakekat kurikulum adalah suatu program yang di rencanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum pada dasarnya ditunjukkan untuk mengantar anak didik pada tingkatan pendidikan, prilaku, dan intelektual yang diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsanya.

Dari pemahaman mengenai kurikulum di atas, seperti halnya Abdullah Idi dia mendeskripsikan secara spesifik bahwa:
-          Kurikulum merupakan maksud dan rencana. Rencana tersebut barangkali hanya bersifat mental, tetapi eksistensisnya lebih umum, yaitu dalam bentuk tertulis.
-          Kurikulum merupakan rencana kegiatan bukan aktivitas. Ada sejumlah program yang telah direncankan agar dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar terarah;
-          Kurikulum berisi berbagai maksud. Misalnya, hal apa yang dipelajari peserta didik bias berkembang; ada alat evaluasi untuk menilai hasil kegiatan; kriteria yang harus dipengaruhi anak didik dalam menyelesaikan program; fasilitas yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diingini.
-          Kurikulum meliputi maksud-maksud formal, yang dipilih secara teliti untuk meningkatkan hasil belajar;
-          Kurikulum merupakan suatu system, yaitu adanya seperangkat komponen (tujuan, isi, proses belajar mengajar, dan lai-lain) yang besifat satu kesatuan yang erat;
-          Pendidikan dan latihan menunjukkan batasannya masing-masing  untuk menghindari kesalahan pengertian yang terjadi, apabila salah satu hal tersebut dikemukakan;
-          Kurikulum memiliki prediksi dan jangkauan ke depa. Maksudnya, isi kurikulum mengambarkan adanya upaya antisipasi berbagai kebutuhan anak didik dan persiapan masa depan anak didik.[2]
Dari uraian di atas sekiranya telah kita ketahui bahsanya kurilum ialah suatu konsep yang di gunkan dalam proses belajar mengajar atau suatu rangka untuk untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di tentukan. Kurikulum dapat dipandang sebagai proses pendidikan yang telah direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.

B.    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.    Prinsip relevansi
Dalam Oxford Advanced Dictionary of Curent English, kata relevansi atau relevan mempunyai arti connected with what is happening, yakni kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan pendidikan, berarti perlunya kesesuaian antara (Program) pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Jadi pengembangan kurikulum yang relevan adalah pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang terlibat dalam proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu.
Soetopo dan Soemanto dan Subandijah mengungkapkan relevansi sebagai berikut:
a.       relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik
      Adapun dalm relevansi ini mempunyai arti bahwa pengembangan kurikulum, alam menentukan bahan pengajaran, hendaknya disesuaikan dengan kehidupan nyata anak didik.
Contoh:Sekolah yang berada di perkotaan, anak didiknya ditawarkan hal yang actual, seperti polusi pabrik, arus perdagangan yang ramai, kemacetan lalu lintas, dsb. Atau sebaliknya sekolah yang berada di pedesaan tentu saja anak didiknya ditawarkan hal-hal yang relevan. Misalnya, memperkenalkan pertanian kepada anak didik, karena sudah daerah tersebut merupakan daerah pedesaan yang subur akan pertanian. Begitu juga dengan daerah pedesaan lain yang kaya akan perikanan, persawahan, kerajinan dan lain-lain.

b.      relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang.
Materi yang di ajarkan kepada anak didik hendaklah bermanfaat untuk persiapan masa depan anak didik. Karenanya keperadaan kurikulum di sini bersifat antisipasi dan memiliki nilai prediksi secara tajam dan perhitungan.
c.       relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
Semua orang tua mengharapkan anaknya dapat bekerja sesuai dengan pengalaman pendidikan yang dimilikinya. Begitu juga halnya dengan anak didik , ia berharap  aggtar dapt mandiri dan memiliki sumber daya ekonomi yang pantas dengan modal ilmu pengetahuannya.
d.      relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan.
Kemajuan pendidikan juga membuat maju ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak Negara yang tadinya miskin sekarang menjadi kaya.Contoh:
Jepang, korea selatan, singapura, dan lain-lain. Semua ini disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program pendidikan (kurikulum) hendaknya mampu memberi peluang kepada anak didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, selalu mengembangkannya dan tidak cepat berouas diri, serta selau siap menjadi pelopor dalam penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.[3]

2.    Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Di dalam kurikulum ini, fleksibilitas dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
·         fleksibilitas dalam memilih program pendidikan. Maksudnya, bentuk pengadaan program-program pilihan yang dapat membentuk jurusan, program spesialisasi, ataupun program-program pendidikan keterampilan yang dapat dipilih murid atas dasar kemampuan dan minatnya.
·         Kedua, fleksibilitas dalam pengembangan program pengajaran. fleksibilitas di sini maksudnya adalah dalam bentuk memberikan kesempatan kepada para pendidik dalam mengembangkan sendiri program-program pengajaran dengan berpatok pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum yang  masuh bersifat umum[4]
3.    Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas yang dimaksudkan adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan . dalam proses pendidikan, efektifitasnya dapat dilihat dari dua sisi.
·         Pertama, efektifitas  mengajar pendidik berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapt dilaksankan dengan baik.
·         Kedua, efektifitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Efektifitas belajar mengajar dalam dunia pendidikan mempuyai ketertarikan erat antara pendidik dan anak didik. Kepincangan salah satunya akan membuat terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan atau efektifitas proses belajar mengaajar tidak tercapai . factor pendidik dan anak didik serta perangkat-perangkat lainnya yang bersifat operasional, sangat penting dalam hal efektifitas proses pendidikan dan pengembanagn kurikulum[5]
4.    Prinsip efisiensi
Prinsip efisiensi sering kali di konotasikan dengan prinsip ekonomi, yang berbunyi: dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran tersebut sangat optimal dan hasilnya bisa optimal.[6]
5.    Prinsip berorientasi tujuan
Prinsip berorientasi tujuan berarti bahwa sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar semua jam dan aktifitas pengajaran yang dilaksanakan oleh pendidik maupun anak didik dapat betul-betul terarah kepada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.[7] Dengan adanya kejelasan tujuan, pendidik diharapkan dapat menentukan secara tepat metode mengajar, alat pengajaran, dan evaluasi.
6.    Prinsip dan model pengembangan kurikulum
Prinsip ini memiliki maksud bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya[8]. Hal ini mempunyai implikasi bahwa kurikulum senantiasa mengalami revisi,  namun revisi tersebut tetap mengacu pada apa yang sudah ada dan tetap fokus ke depan  sehingga keberadaannya cukup berarti bagi anak didik  dan bersifat dinamis.
7.    Prinsip kesinambungan
Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menunjukkan adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi.
a.       Kesinambungan di antara tingkat sekolah
-          Bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya atau dibawahnya.
-          Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih rendah tidak harus diajarkan lagi pada jenjang yang lebih tinggi sehingga terhindar dari tumpang tindih dalam pengaturan bahan dalam proses belajar mengajar.

b.      kesinambungan di antara bidang  studi.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa dalm pengembangan kurikulum harus memerhatikan hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, untuk mengubah angka temperature dari skala Celcius ke skala Fahrenheit dalam IPA diperlukan keahlian dalam pengalian pecahan. Karenanya, pelajaran mengenai bilangan pecahan tersebut hendaknya sudah di berikan sebelum anak didik mempelajari cara mengubah temperature itu[9]
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
hakekat
hakekat kurikulum adalah suatu program yang di rencanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum pada dasarnya ditunjukkan untuk mengantar anak didik pada tingkatan pendidikan, prilaku, dan intelektual yang diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsanya
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.   Prinsip relevansi
2.   Prinsip fleksibilitas
3.   Prinsip efektivitas
4.   Prinsip efisiensi
5.   Prinsip berorientasi tujuan
6.   Prinsip dan model pengembangan kurikulum
7.   Prinsip kontinuitas
























·         Jalaluddin & Ustman, filsafatt pendidikan islam: konsep dan perkembangan pemikirannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1994
·         Abdullah Idi, pengembangan kurikulum: teori dan peraktek. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
·         Soetopo, H.S & Soemanto. W. 1993 Pembinaan dan pengembangan kurikulum. Hal 49-50 dan subandjidah. Pengembangan dan inovasi kurikulum . Jakarta: Bumi Aksara
·         subandjidah. 1993 Pengembangan dan inovasi kurikulum . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada





[1] Jalaluddin & Ustman, filsafatt pendidikan islam: konsep dan perkembangan pemikirannya, hal44
[2] Abdullah Idi, pengembangan kurikulum: teori dan peraktek, hal 208

[3] Soetopo, H.S & Soemanto. Pembinaan dan pengembangan kurikulum. Hal 49-50 dan subandjidah. Pengembangan dan inovasi kurikulum. hal 49-50
[4] Abdullah Idi, Rekonstruksi dan modernisasi lembaga pendidikan, hal 126
[5] Abdullah Idi, pengembangan kurikulum teori dan praktek. Hal 203
[7] subandjidah. Pengembangan dan inovasi kurikulum. hal 54
[8] Ibid, hal 55
[9] Abdullah Idi, pengembangan kurikulum teori dan praktek. Hal 126