Puji dan syukur yang tak
terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugerah
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada
habibana wanabiyana Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, tabi’it-tabi’in
sampai pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Dengan penuh kerendahan hati kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Semoga iktikad baik kami dalam ikut menambahkan khazanah pengetahuan sosial kita sebagai calon pengajar. Melalui makalah ini benar-benar sesuai dengan aspirasi yang sedang berkembang.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, mungkin juga terdapat kesalahan. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan makalah ini amatlah kami harapkan, dari mana pun datangnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kami serahkan segalaya
Dengan penuh kerendahan hati kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Semoga iktikad baik kami dalam ikut menambahkan khazanah pengetahuan sosial kita sebagai calon pengajar. Melalui makalah ini benar-benar sesuai dengan aspirasi yang sedang berkembang.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, mungkin juga terdapat kesalahan. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan makalah ini amatlah kami harapkan, dari mana pun datangnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kami serahkan segalaya
Penyusun
Malang, 07
april. 2013
I. PENDAHULUAN
Pengembangan
kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Ia sebagai instrumen yang membantu praktisi pendidikan untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Caswell menyatakan
bahwa pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan
tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum
tidak pernah berhenti, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan proses siklus
yang terus menerus sejalan dengan perkembangan dan tuntutan perubahan
masyarakat.
Kajian-kajian
pada pengembangan yang bersifat filosofis, psikologis, situasi sosial politis,
dan perkembangan iptek menjadi sangat penting ketika dikehendaki perubahan
–perubahan dan pengembangan pendidikan masa depan.pertinbangan-pertimbangan
tentang pentingnya relevansi, fleksibilitas, dan kontinuitas merupakan
prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
Pengertian hakekat kurikulum?
2. Apa
Saja Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum?
1. untuk mengetahui Pengertian hakekat kurikulum
2. untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
A. Hakekat Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahas
yunani, yaitu currir currir yang berarti berlari dan curere yang
berarti tempat berpacu. Dengan demikian, istilah kurikulum berasal dari
dari dunia olah raga pada zaman romawi kuno, yang mengandung pengertian jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish. Selanjutnya,
istlah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami
perubahan makna sesuai dengan pengalaman
pendidikan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Secara
garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat materi pendidikan
dan pengajaran yang diberiakn kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang
akan dicapai.
Menurut O.M.T. Syaibany, merupakan suatu jalan
terang yang dilalui pendidik terhadap anak didik untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Kurikulum dalam bahasa arab
diterjemahkan dengan pendekatan manhaj yang bermakna jalan yang terang
atau jalan yang terang yang dilalui manusia di berbagai bidang kehidupannya. Menurut
Al-Syaibany, pengertian manhaj tersebut merupakn pengertian yang sempit
dan terbatas, yang di dunia islam terus berjalan sampai pada pertengahan abad
ke-19, yang pada pertengahan abad itu telah meniru pendidikan modern dengan
konsep-konsepnya yang baru dan luas terhadap kurikulum.
Adapun dalam pembahasan ini, sekiranya
perluasan jangkauan kurikulum di zaman modern terlihat dari definisi yang di
kembangkan oleh hasan langgulung, bahwa kurikulum merupakan sejumlah pengalaman
pendidikan, kebudayaan, social, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah
unt5uk anak didiknya di dalam maupun di luar sekolahdengan maksud menolongnya
agar dapat berkembang secara menyeluruh disemua aspeknya dan mengubah tingkah
laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan[1]
Dari bebrapa definisi yang telah dijelaskan,
dapat disimpulan bahwa hakekat kurikulum adalah suatu program yang di
rencanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum pada dasarnya ditunjukkan untuk mengantar anak didik pada tingkatan
pendidikan, prilaku, dan intelektual yang diharapkan membawa mereka pada sosok
anggota masyarakat yang berguna bagi bangsanya.
Dari pemahaman mengenai kurikulum di atas, seperti
halnya Abdullah Idi dia mendeskripsikan secara spesifik bahwa:
-
Kurikulum merupakan maksud dan rencana. Rencana tersebut
barangkali hanya bersifat mental, tetapi eksistensisnya lebih umum, yaitu dalam
bentuk tertulis.
-
Kurikulum merupakan rencana kegiatan bukan aktivitas. Ada
sejumlah program yang telah direncankan agar dapat diaplikasikan dalam proses
belajar mengajar terarah;
-
Kurikulum berisi berbagai maksud. Misalnya, hal apa yang
dipelajari peserta didik bias berkembang; ada alat evaluasi untuk menilai hasil
kegiatan; kriteria yang harus dipengaruhi anak didik dalam menyelesaikan
program; fasilitas yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diingini.
-
Kurikulum meliputi maksud-maksud formal, yang dipilih secara
teliti untuk meningkatkan hasil belajar;
-
Kurikulum merupakan suatu system, yaitu adanya seperangkat
komponen (tujuan, isi, proses belajar mengajar, dan lai-lain) yang besifat satu
kesatuan yang erat;
-
Pendidikan dan latihan menunjukkan batasannya masing-masing untuk menghindari kesalahan pengertian yang
terjadi, apabila salah satu hal tersebut dikemukakan;
-
Kurikulum memiliki prediksi dan jangkauan ke depa. Maksudnya,
isi kurikulum mengambarkan adanya upaya antisipasi berbagai kebutuhan anak
didik dan persiapan masa depan anak didik.[2]
Dari uraian di atas sekiranya telah kita
ketahui bahsanya kurilum ialah suatu konsep yang di gunkan dalam proses belajar
mengajar atau suatu rangka untuk untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di
tentukan. Kurikulum dapat dipandang sebagai proses pendidikan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan
tertentu.
B. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum
Secara
umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Prinsip
relevansi
Dalam Oxford
Advanced Dictionary of Curent English, kata relevansi atau relevan
mempunyai arti connected with what is happening, yakni
kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan
pendidikan, berarti perlunya kesesuaian antara (Program) pendidikan dengan tuntutan kehidupan
masyarakat. Jadi pengembangan kurikulum yang relevan adalah pengembangan kurikulum
yang dapat menghasilkan lulusan yang terlibat dalam proses produksi dengan
menggunakan teknologi tertentu.
Soetopo
dan Soemanto dan Subandijah mengungkapkan relevansi sebagai berikut:
a. relevansi
pendidikan dengan lingkungan anak didik
Adapun dalm relevansi ini mempunyai arti
bahwa pengembangan kurikulum, alam menentukan bahan pengajaran, hendaknya
disesuaikan dengan kehidupan nyata anak didik.
Contoh:Sekolah yang
berada di perkotaan, anak didiknya ditawarkan hal yang actual, seperti polusi
pabrik, arus perdagangan yang ramai, kemacetan lalu lintas, dsb. Atau
sebaliknya sekolah yang berada di pedesaan tentu saja anak didiknya ditawarkan
hal-hal yang relevan. Misalnya, memperkenalkan pertanian kepada anak didik,
karena sudah daerah tersebut merupakan daerah pedesaan yang subur akan
pertanian. Begitu juga dengan daerah pedesaan lain yang kaya akan perikanan,
persawahan, kerajinan dan lain-lain.
b. relevansi
pendidikan dengan kehidupan yang akan datang.
Materi yang di ajarkan kepada anak didik hendaklah bermanfaat
untuk persiapan masa depan anak didik. Karenanya keperadaan kurikulum di sini
bersifat antisipasi dan memiliki nilai prediksi secara tajam dan perhitungan.
c. relevansi
pendidikan dengan dunia kerja.
Semua orang tua mengharapkan anaknya dapat bekerja sesuai dengan
pengalaman pendidikan yang dimilikinya. Begitu juga halnya dengan anak didik ,
ia berharap aggtar dapt mandiri dan
memiliki sumber daya ekonomi yang pantas dengan modal ilmu pengetahuannya.
d. relevansi
pendidikan dengan ilmu pengetahuan.
Kemajuan pendidikan juga membuat maju ilmu pengetahuan dan
teknologi. Banyak Negara yang tadinya miskin sekarang menjadi kaya.Contoh:
Jepang, korea selatan, singapura, dan lain-lain. Semua ini
disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program pendidikan
(kurikulum) hendaknya mampu memberi peluang kepada anak didik untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, selalu mengembangkannya dan tidak
cepat berouas diri, serta selau siap menjadi pelopor dalam penemuan dan
pengembangan ilmu pengetahuan.[3]
2. Prinsip
fleksibilitas
Fleksibilitas
berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam
bertindak. Di dalam kurikulum
ini, fleksibilitas dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
·
fleksibilitas dalam memilih program pendidikan. Maksudnya,
bentuk pengadaan program-program pilihan yang dapat membentuk jurusan, program
spesialisasi, ataupun program-program pendidikan keterampilan yang dapat
dipilih murid atas dasar kemampuan dan minatnya.
·
Kedua, fleksibilitas dalam pengembangan program pengajaran.
fleksibilitas di sini maksudnya adalah dalam bentuk memberikan kesempatan
kepada para pendidik dalam mengembangkan sendiri program-program pengajaran
dengan berpatok pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum yang masuh bersifat umum[4]
3. Prinsip
efektivitas
Prinsip
efektivitas yang dimaksudkan adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat
dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan . dalam proses pendidikan, efektifitasnya dapat
dilihat dari dua sisi.
·
Pertama, efektifitas
mengajar pendidik berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar mengajar
yang telah direncanakan dapt dilaksankan dengan baik.
·
Kedua, efektifitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh
mana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan
belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Efektifitas belajar mengajar dalam dunia pendidikan mempuyai
ketertarikan erat antara pendidik dan anak didik. Kepincangan salah satunya
akan membuat terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan atau efektifitas proses
belajar mengaajar tidak tercapai . factor pendidik dan anak didik serta
perangkat-perangkat lainnya yang bersifat operasional, sangat penting dalam hal
efektifitas proses pendidikan dan pengembanagn kurikulum[5]
4. Prinsip
efisiensi
Prinsip
efisiensi sering kali di konotasikan dengan prinsip ekonomi, yang berbunyi:
dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilnya akan dicapai
hasil yang memuaskan. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila
usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program
pengajaran tersebut sangat optimal dan hasilnya bisa optimal.[6]
5. Prinsip
berorientasi tujuan
Prinsip
berorientasi tujuan berarti bahwa sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu
dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar semua jam dan
aktifitas pengajaran yang dilaksanakan oleh pendidik maupun anak didik dapat
betul-betul terarah kepada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.[7] Dengan adanya kejelasan
tujuan, pendidik diharapkan dapat menentukan secara tepat metode mengajar, alat
pengajaran, dan evaluasi.
6. Prinsip
dan model pengembangan kurikulum
Prinsip
ini memiliki maksud bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan
terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan
lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah
diketahui hasilnya[8]. Hal ini mempunyai implikasi bahwa kurikulum
senantiasa mengalami revisi, namun
revisi tersebut tetap mengacu pada apa yang sudah ada dan tetap fokus ke
depan sehingga keberadaannya cukup
berarti bagi anak didik dan bersifat
dinamis.
7. Prinsip
kesinambungan
Prinsip
kesinambungan dalam
pengembangan kurikulum menunjukkan adanya keterkaitan antara tingkat
pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi.
a. Kesinambungan di
antara tingkat sekolah
-
Bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat
pendidikan sebelumnya atau dibawahnya.
-
Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat pendidikan
yang lebih rendah tidak harus diajarkan lagi pada jenjang yang lebih tinggi
sehingga terhindar dari tumpang tindih dalam pengaturan bahan dalam proses
belajar mengajar.
b. kesinambungan di
antara bidang studi.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa dalm pengembangan kurikulum harus
memerhatikan hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya.
Misalnya, untuk mengubah angka temperature dari skala Celcius ke skala
Fahrenheit dalam IPA diperlukan keahlian dalam pengalian pecahan. Karenanya,
pelajaran mengenai bilangan pecahan tersebut hendaknya sudah di berikan sebelum
anak didik mempelajari cara mengubah temperature itu[9]
BAB III
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
hakekat
hakekat kurikulum
adalah suatu program yang di rencanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum pada dasarnya ditunjukkan untuk
mengantar anak didik pada tingkatan pendidikan, prilaku, dan intelektual yang
diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi
bangsanya
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum
Secara
umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Prinsip
relevansi
2. Prinsip
fleksibilitas
3. Prinsip
efektivitas
4. Prinsip
efisiensi
5. Prinsip
berorientasi tujuan
6. Prinsip
dan model pengembangan kurikulum
7. Prinsip
kontinuitas
·
Jalaluddin
& Ustman, filsafatt pendidikan islam: konsep dan perkembangan
pemikirannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1994
·
Abdullah Idi, pengembangan
kurikulum: teori dan peraktek. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
·
Soetopo, H.S
& Soemanto. W. 1993 Pembinaan dan pengembangan kurikulum. Hal 49-50
dan subandjidah. Pengembangan dan inovasi kurikulum . Jakarta: Bumi
Aksara
·
subandjidah.
1993 Pengembangan dan inovasi kurikulum . Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
[1]
Jalaluddin & Ustman, filsafatt pendidikan islam: konsep dan perkembangan
pemikirannya, hal44
[2]
Abdullah Idi, pengembangan kurikulum: teori dan peraktek, hal 208
[3]
Soetopo, H.S & Soemanto. Pembinaan dan pengembangan kurikulum. Hal
49-50 dan subandjidah. Pengembangan dan inovasi kurikulum. hal 49-50
[4]
Abdullah Idi, Rekonstruksi dan modernisasi lembaga pendidikan, hal 126
[5]
Abdullah Idi, pengembangan kurikulum teori dan praktek. Hal 203
[7]
subandjidah. Pengembangan dan inovasi kurikulum. hal 54
[8]
Ibid, hal 55
[9]
Abdullah Idi, pengembangan kurikulum teori dan praktek. Hal 126